Desa Seperti Organ Tubuh

jejakdesa.com – Mengenal masyarakat..!! kita yang setiap hari bergelut dengan kehidupan di tengah – tengah masyarakat desa, sebagai aktifitas kerjaan – harus lebih mengenal dan memilah dinamika yang terjadi disana. Banyak hal yang harus kita ketahui dan yang belum diketahui. Kenapa begitu? Karena kehidupan adalah kehidupan yang berubah dan dinamis, tidak pernah vakum dan stagnan. Menganalisa perubahan sosial secara evolusi.

Dalam banyak hal, kesamaan antara masyarakat perdesaan dan organisme tubuh manusia adalah sebuah keniscayaan. Kita bisa melihat bahwa kesatuan dan ketutuhan masyarakat dapat di tinjau dari kemiripan dengan organ – organ tubuh manusia.

Berdasarkan perbedaan itulah kemudian Herbert Spencer menganologikan anatomi masyarakat dengan organisme biologis, statika sosial mempelajari anatomi masyarakat yang terdiri dari bagian – bagian organ, kerangka dan jaringannya. Dalam proses berlangsung pada masyarakat seperti fungsinya tubuh misal pernafasan, metabolisme, sirkulasi darah dan menciptakan hasil ahir pekembangan masyarakat yang dianalogikan dengan pertumbuhan organik dari embrio anak kecil ke dewasa.

Lebih jauh, Spencer membedakan masyarakat dengan dua pendekatan “Struktur dan Fungsi”, jika struktur menandai dengan susunan internal, bentuk masyarakat sebagai satu kesatuan, sedangkan Fungsi menandai cara beroperasi atau perubahannya. Pendek kata, dalam struktur lembaga pemerintahan desa. Misalnya, adalah satu kesatuan untuk mencapai tujuan sebagai organisasi kepanjangan tangan Negara [ sentralisasi], meski banyak kasus persoalan perangkat, kepala desa, dan BPD yang tidak harmonis, berjalan atau se-visi dalam proses pelaksanaan pemerintahan, ketidak akuran tersebut akan menimbulkan terhambatnya laju pemerintahan. Tiga sirkulasi itu memang problem yang dihadapi beragam, walaupun hal itu terjadi secara kasuistik. Padahal pemerintah desa itu adalah satu kesatuan seperti organ tubuh manusia jika salah satu jaringan tersedat maka akan berimplikasi pada organ yang lain.

Struktur itu harus berjalan sesuai fungsinya, peran kepala dan BPD itu sangat penting dan sentral serta menentukan perjalannya perahu desa untuk mencapai harapannya. Kesadaran ego masih mengalahkan kesadaran kolektif, kejumaan individu harus di redam dengan sistem dan regulasi yang mengikat, mestinya ego tidak boleh melampaui institusi desa. Kasuistik diberbagai masyarakat desa masih belum tertuntaskan meskipun fenomina seperti itu kasus lama, bukan tidak sulit untuk di rubah walaupun harus menunggu dua generasi lagi dalam proses pelaksanaan pemerintahan desa yang baik. Tetapi, Jika persoalan tersebut lambat untuk di tangani, padahal serbuan perubahan semakin banyak yang dijumpai. Nanti siapa yang akan mengalami “Survival of the fittest”. Jika perahu desa di lubangi oleh mereka sendiri dan mengalami “kebocoran” [red, tidak efektif]. Maka akan mengalami evosusi yang sangat lambat.

Oleh sebab itu, akar persoalan harus di tuntaskan dulu biar perahu desa berjalan efektif dalam membangun desa, keterlambantan proses perubahan dalam kemajuan desa itu harus di kejar dengan membenahi problem – problem yang terjadi. (*)

jejak Desa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke atas