Penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT-DD) bagi sebagian orang mungkin tidak istimewa. Ya, karena penyaluran BLT DD dilakukan oleh seluruh Desa-Desa di Indonesia. Apalagi bagi Pemerintah Desa dan Pendamping Desa, ini sudah seperti nasi goreng tanpa telor dan tanpa dua karet merah.
Artinya BLT-DD itu biasa saja dan tidak ada istimewanya. Wong PMK 222 Dan PERMENDESA 13/2020 Tentang Prioritas Penggunaan DD Tahun 2021, beserta turunan regulasi yang mengikutinya sudah mengatur tentang “wajibnya” desa menganggarkan BLT DD tahun 2021. Jadi mustinya penyaluran BLT-DD sekedar hal yang “B” aja (meminjam istilah anak gaol), karena ini pasti dilakukan seluruh Desa di Indonesia.
Tapi tunggu dulu.., kalau anda benar-benar “hadir” lahir-batin dalam setiap prosesnya, maka anda akan merasakan bahwa kegiatan ini lebih istimewa dari sekedar meminum kopi arabika tanpa gula di pagi hari ditemani tempe mendoan hangat dan sebatang rokok yang dihisap pelan dan dalaaam… yaa, nikmatnya melebihi itu semua.. sumpah…
Bagaimana tidak, setelah melawati hiruk-pikuknya proses dan pergulatan segala “kepentingan”, “ego”, gagasan, dan segala narasi yang melelahkan, ketika anda sampai pada proses akhir (penyaluran ke yang berhak) anda akan merasakan hal yang luar biasa.
Memandang wajah-wajah para Ibu lansia yang berbinar penuh harap, menatap wajah-wajah keriput dengan pakaian lusuh yang seketika “sumringah”, dan melihat si miskin menjadi “bergairah” dan dengan penuh percaya diri berjalan “merasa” siap untuk bertahan hidup…. adalah hal yang membahagiakan luar biasa. Sumpah, anda akan lupa segalanya…. bahkan anda (utamanya Pendamping Desa) akan lupa kalo berbulan-bulan anda sendiri tidak atau belum Gajian. Seriuuuss….
Kemudian, dari perasaan bahagia itu anda akan berfikir dengan penuh obyektifitas (tanpa kepentingan) betapa kebijakan BLT DD ini, jika benar-benar tepat sasaran, akan memberi manfaat yang berharga bagi Keluarga Penerima Manfaat. Anda akan tahu bahwa program ini akan bisa menjadi Jaring Pengaman ditengah kondisi ekonomi bangsa ini yang terpuruk akibat efek domino dari Pandemi yang melanda seluruh dunia.
Karena jika tidak, maka akan banyak orang lapar di Negeri ini, jika banyak orang lapar maka akan jadi “bahan bakar” yang flameable yang suatu saat akan mudah meledak hanya dengan lemparan satu uthis (puntung rokok).
Jika ledakan itu benar-benar terjadi, maka kerugian yang timbul akan jauuuuuh lebih besar dari ratusan Trilyun uang yang dipakai untuk Jaring Pengaman Sosial yang digelontorkan pemerintah saat ini. Belum lagi tentang potensi terorisme di negeri ini yang rawan tumbuh yang salah satu faktornya (ya, hanya salah satu) akibat ketimpangan ekonomi.
Dengan hati riang dan dengan senyum anda akan bergumam “oooooh… iyo, ternyata bener program iki..🙂”. Anda akan tersadar bahwa BLT DD ini akan menjadi STIMULUS agar ekonomi si-miskin tetap berjalan dan daya beli masyarakat akan terus terjaga.
Kita semua punya pengalaman pahit atas negeri ini, Resesi dan Krisis 96-98 menjadikan pengalaman yang tidak boleh lagi terjadi.
Wallahu a’lam…
Penulis: M. Najih Muslim (PDP Kec. Bululawang Malang)