Pada kesempatan yang berharga tersebut, Prof Dr Zainudin Maliki, M.Si (Sekretaris Eksekutif Strategic Policy Unit (SPU) Kemendesa dan PDT RI, menyampaikan pandangannya tentang potensi besar yang dimiliki oleh koperasi desa, khususnya di Desa Rengel pada, Jumat (19/09/25).
Ia berkesempatan menyampaikan materi, “Membangun Sinergitas BUMDesa dan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) dalam Program Ketahanan Pangan desa Menuju Swasembada Pangan.” Prof Zainudin menekankan bahwa desa ini memiliki peluang luar biasa untuk dijadikan model best practice dalam pengembangan koperasi yang bisa memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
Ia mengapresiasi langkah-langkah yang diambil oleh Pemerintah Desa Rengel, yang telah berhasil meningkatkan pendapatan desa melalui koperasi desa dengan omzet harian mencapai 5 juta rupiah.
“Dengan pengelolaan yang baik dan inovasi produk yang ditawarkan, koperasi desa ini memiliki potensi untuk menjadi model yang dapat diterapkan di desa-desa lain di Indonesia,” paparnya.
Lebih lanjut ia menuturkan, sesuai dengan intruksi Presiden No 9 tahun 2025, Permendesa No 10 tahun 2025 yang mengizinkan dana desa hingga 30% digunakan untuk menutup risiko gagal bayar terhadap pinjaman di Bank Himbara.
“Saya mengingatkan bahwa meskipun ada kebijakan ini, pengelolaan koperasi yang baik dan inovatif menjadi kunci utama agar koperasi desa bisa berkembang dengan sehat dan berkelanjutan. Sesuai dengan regulasi yang berlaku,” tambahnya.
Menurut Prof Zainudin, konsep yang digunakan dalam koperasi desa adalah Blue Ocean Strategy atau (strategi samudra biru), yang mengedepankan inovasi dan menciptakan produk-produk yang belum ada di pasar. Dengan demikian, koperasi desa tidak perlu bersaing dengan banyak pesaing karena produk yang dihasilkan memang memiliki nilai tambah yang unik.
Sebagai contoh, koperasi desa akan mendapatkan akses langsung ke pabrik pupuk dan bahan-bahan lainnya yang dibutuhkan petani, sehingga mereka dapat memperoleh harga yang lebih kompetitif dan distribusi yang lebih efisien.
“Koperasi desa tidak hanya berfungsi sebagai badan ekonomi, tetapi juga sebagai agen inovasi yang memberikan solusi atas kebutuhan masyarakat, seperti kebutuhan pupuk yang langsung didistribusikan ke petani tanpa melalui banyak perantara. Itulah sebabnya, saya setuju dengan inisiatif yang dilakukan oleh Kepala Desa Rengel,” ungkapnya.
Selain itu, pentingnya keberlanjutan dalam ketahanan pangan nasional. Menurutnya, Indonesia perlu lebih fokus pada swasembada pangan untuk memastikan ketahanan negara dalam menghadapi berbagai tantangan global.
“Ketahanan pangan artinya kita masih bergantung pada luar negeri untuk memenuhi kebutuhan pangan kita, sementara swasembada pangan berarti kita bisa mencapainya dari dalam negeri. Inilah yang harus kita usahakan bersama-sama,” katanya.
Ia juga mengingatkan pentingnya kebijakan yang mendukung konversi lahan pertanian agar tidak beralih fungsi menjadi kawasan perumahan atau industri yang justru mempersempit ruang untuk pertanian. Diversifikasi tanaman pangan juga menjadi perhatian penting, agar masyarakat tidak terlalu bergantung pada satu jenis tanaman saja, seperti beras, dan bisa memanfaatkan potensi lokal lainnya.
Prof Zainudin berharap agar seluruh desa di Indonesia dapat mengikuti jejak Desa Rengel dalam mengembangkan koperasi yang inovatif dan berkelanjutan, serta turut mendukung ketahanan pangan nasional demi kemajuan Indonesia.
Perlu diketahu bahwa kegiatan ini di motori oleh TAPM Kabupaten Tuban, Pemdes Desa Rengel bersama Sekretaris SPU Kemendes PDT RI. (*)