MALANG (Singosari)–Pemerintah Desa Wonorejo sukses menggelar Rembug Stunting. Kegiatan ini jadi pamungkas dari 17 Desa dalam rangkaian penanganan stunting di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, pada Jumat (1/8/2025).
Acara ini dihadiri oleh perwakilan kecamatan, bidan desa, Kader Pembangunan Manusia (KPM), pendamping desa, TAPM kabupaten, serta unsur masyarakat desa.
Dalam sambutannya, Abid Rakhmat Hidayat, S.E., Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial dan Kepemudaan Kecamatan Singosari, menekankan pentingnya pelaksanaan rembug stunting sebagai langkah strategis untuk menurunkan angka stunting baik secara langsung maupun tidak langsung. Ia menjelaskan alur pelaporan kesehatan mulai dari desa hingga ke pemerintah pusat, dengan harapan dapat meminimalisir kesenjangan data antar OPD atau Dinas Kesehatan.
“Pelaporan harus sesuai realisasi di lapangan agar data benar-benar murni dan bisa menjadi indikator penanganan stunting ke depan. Saya berharap kegiatan ini bisa dikelola secara maksimal oleh pemerintah desa dengan sasaran yang tepat dan sesuai kebutuhan,” ujarnya.
Sementara itu, bidan desa memaparkan langkah penanganan yang telah dilaksanakan, seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita gizi kurang, tablet tambah darah untuk ibu hamil dan remaja putri (rematri), dan fokus pemulihan gizi.
“Sedangkan untuk calon pengantin atau catin, kami akui belum ada penanganan khusus dari puskesmas. Karena melalui rembug ini, bisa jadi tawaran yang bisa diusulkan,” jelasnya.
Dari sisi KPM Desa, disampaikan laporan hasil pendataan selama satu tahun, mencakup data balita, ibu hamil, remaja putri, dan catin. KPM juga menyampaikan hasil kegiatan FGD serta rencana peningkatan kapasitas untuk tahun depan.
Dalam hal ini, Hetty Marlina, Pendamping Desa Kecamatan Singosari, memberikan apresiasi atas kelengkapan laporan KPM. Ia menekankan pentingnya mengidentifikasi kendala pendataan di lapangan, memilah usulan prioritas, serta menyiapkan gambaran umum penanganan stunting untuk tahun 2026.
Acara dilanjutkan dengan pembentukan Tim Rumah Desa Sehat (RDS) yang berjumlah 9 orang dengan kepala desa sebagai pembina. Setelah itu, dilakukan diskusi kelompok berdasarkan dusun, penyampaian usulan dari masing-masing kelompok, termasuk usulan dari PAUD desa.
Perwakilan TAPM Kabupaten Malang, Winartono, M.I.Kom., turut memberikan sambutan dengan menegaskan batasan usulan yang dapat diajukan serta mekanisme pengawalan agar dapat ditindaklanjuti dalam musyawarah desa dan masuk ke dalam APBDesa 2026.
Acara dilanjutkan dengan pembentukan Tim Rumah Desa Sehat (RDS) yang berjumlah 9 orang dengan kepala desa sebagai direktur.
Setelah itu, dilakukan diskusi kelompok berdasarkan dusun, penyampaian usulan dari masing-masing kelompok, termasuk usulan dari PAUD desa.
Kegiatan rembug stunting diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh Mudin Desa yang menandai komitmen Desa Wonorejo untuk mendukung upaya penurunan stunting di tahun mendatang. (*)
Penulis: Ilham Muhtadi, Pendamping Lokal Desa Kecamatan Singosari