Rapat Koordinasi (Rakor) Pengurus BUMDes se-Kabupaten Tuban kembali digelar sebagai bagian dari upaya memperkuat kolaborasi antara pemerintah desa, lembaga keuangan daerah, dan pendamping profesional dalam mewujudkan program ketahanan pangan berbasis desa.
Kegiatan ini merupakan inisiatif bersama Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM), Dinas Sosial P3A serta PMD, perwakilan Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bank Jatim Tuban, Kasi PMD dan Direktur BUMDes yang terdapat di 311 desa. Forum tersebut dilaksanakan selama dua hari, pada Selasa hingga Rabu, (14–15/10/25).
Rakor tersebut dihadiri oleh seluruh pengurus BUMDes dari 20 kecamatan di Kabupaten Tuban yang dibagi dalam beberapa sesi. Pada hari pertama, Selasa (14/10), sesi pertama diikuti oleh perwakilan pengurus BUMDes dari Kecamatan Semanding, Tuban, Palang, Tambakboyo, Grabagan, dan Kerek.
Sedangkan sesi kedua dihadiri oleh peserta dari Kecamatan Parengan, Plumpang, Bancar, dan Rengel. Keesokan harinya, Rabu (15/10), Rakor dilanjutkan dengan sesi pertama yang melibatkan Kecamatan Jenu, Singgahan, Merakurak, Jatirogo, dan Bangilan, serta sesi kedua yang diikuti oleh Kecamatan Soko, Kenduruan, Senori, dan Widang.
Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk menyatukan langkah strategis antara TAPM, pengurus BUMDes, dan Bank Jatim dalam mendukung penguatan ekonomi desa, khususnya pada sektor ketahanan pangan.
Dalam kesempatan tersebut, M Harun Prasetya selaku Koordinator TAPM Kabupaten Tuban menekankan bahwa BUMDes memiliki peran sentral dalam menjaga stabilitas pangan dan kemandirian ekonomi masyarakat desa.
“Keberadaan BUMDes bukan sekadar lembaga ekonomi, tetapi juga instrumen sosial yang dapat memperkuat daya tahan desa terhadap gejolak ekonomi. Oleh sebab itu harus mampu menjadi pusat penggerak ekonomi lokal yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga pada keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat desa,” tegasnya.
Selain itu Harun menuturkan, Ketahanan pangan desa bisa terwujud jika rantai produksinya dikelola secara kolaboratif mulai dari hulu sampai hilir.
“Kami percaya bahwa dengan Sumber Daya Manusai (SDM) terbaik desa, pasti progam ketahanan pangan 20 persen Dana Desa berhasil. Yang terpenting melakukan langkah-langkah konkret dan yakin kebijakan pemerintah bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat desa,” tandas Harun.
Sementara itu Endin Probolaksanti selaku Supervisor KCP Bank Jatim Tuban menyampaikan, bahwa Bank Jatim siap mendukung penuh upaya penguatan kapasitas dan permodalan BUMDes melalui berbagai layanan keuangan inklusif.
Ia menjelaskan bahwa Bank Jatim memiliki sejumlah produk pembiayaan yang dirancang untuk mendukung kegiatan ekonomi produktif di pedesaan, termasuk pengembangan usaha pangan dan pertanian.
“Kami hadir bukan hanya sebagai lembaga keuangan, tetapi sebagai mitra strategis bagi desa. Melalui sinergi ini, kami berharap BUMDes bisa lebih mudah mengakses permodalan dan mengembangkan usahanya secara berkelanjutan. Bank Jatim akan terus membuka ruang kolaborasi agar potensi ekonomi desa dapat tumbuh optimal,” ungkap Endin.
Endin menambahkan, Bank Jatim akan memberikan dorongan strategi penguatan manajemen BUMDes, pemetaan potensi lokal, serta mekanisme akses pembiayaan yang sesuai dengan karakteristik usaha di desa masing-masing.
“Kami komitmen bahwa Bank Jatim, akan terus mendampingi BUMDes dalam membangun sistem ekonomi desa yang mandiri, tangguh, dan berdaya saing,” pungkasnya.
Diskusi berlangsung interaktif dengan berbagai usulan konkret dari peserta, terutama terkait pengelolaan komoditas pangan lokal seperti beras, jagung, perikanan dan hasil olahan lainnya. Melalui kegiatan ini, diharapkan menjadi langkah nyata dalam memperkuat ketahanan pangan di tingkat desa sekaligus menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih inklusif di Kabupaten Tuban. (*)