MALANG (Wagir)–Bagaimana teknologi dapat mempercepat penurunan stunting di tingkat desa? Pertanyaan ini menjadi fokus utama dalam berbagai Bimbingan Teknis (Bimtek) aplikasi eHDW (Electronic Human Development Worker) yang rutin diselenggarakan di Kabupaten Malang. Program ini dirancang khusus untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di desa dalam mendukung percepatan penurunan stunting.
Untuk kesekian kalinya, Bimtek eHDW yang secara konsisten menargetkan Kader Pembangunan Manusia (KPM) dan aparat desa sebagai peserta utama kembali digelar. Kali ini kegiatan tersebut digelar di Kecamatan Wagir.
Bertempat di Aula desa Pandanlandung, peserta dibekali pemahaman mendalam tentang fitur aplikasi eHDW, termasuk versi terbaru 2.0, guna mengoptimalkan proses pendataan. Penguasaan aplikasi ini meliputi pencatatan, pengumpulan, pemantauan, dan pelaporan data terkait rumah tangga sasaran pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) serta layanan pencegahan stunting di desa, Senin (13/10/2025).
Dengan keterampilan tersebut, para peserta diharapkan mampu mengelola data dengan lebih akurat dan efisien, menjadikan aplikasi eHDW sebagai alat vital dalam pengambilan keputusan berbasis data.
“Salah satu kekuatan utama aplikasi eHDW adalah kemampuannya menyediakan data real-time yang meliputi berbagai aspek, mulai dari posyandu, kelas ibu hamil, calon pengantin, hingga kondisi air bersih dan sanitasi. Data ini menjadi dasar penting dalam menetapkan desa prioritas penanganan stunting, sering disebut “Desa Merah”, serta merancang rekomendasi intervensi lintas sektor yang tepat sasaran,” terang Hendri Khairudin, TAPM kabupaten Malang yang menjadi narasumber dalam Bimtek tersebut
Menurut, Abdul Majid Mardiono, Keakuratan dan kelengkapan data ini memungkinkan pemerintah desa dan pihak terkait melakukan langkah-langkah strategis yang lebih efektif untuk menurunkan angka stunting secara signifikan.
Selain pelatihan penggunaan aplikasi, Bimtek eHDW juga mengedepankan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program penurunan stunting sebelumnya. Evaluasi ini mengungkap sejumlah kebutuhan strategis, seperti optimalisasi peran Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), pelaksanaan monitoring dan evaluasi (monev) yang lebih maksimal di tingkat desa, serta memastikan keluarga berisiko tinggi mendapatkan intervensi yang spesifik dan sensitif.
Dalam kesempatan yang sama, Sekdes Pandanlandung, Ahmad Bagus Sadewo, mendukung kegiatan Bimtek Tersebut.
“Langkah-langkah evaluatif ini menjadi pijakan penting untuk terus menyempurnakan program dan menjamin dampak positif bagi komunitas desa.” ucap Bagus.
Sementara, Agus Supaat, TPP kecaatan Wagir menyatakan bahwa, Dalam rangka mempercepat dan mempermudah pelaporan data, aplikasi eHDW juga dikembangkan agar terintegrasi dengan sistem informasi lain, seperti EPPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) dan Indeks Desa Membangun (IDM). Integrasi ini memungkinkan sinkronisasi data yang lebih baik dan mendukung koordinasi lintas sektor di tingkat desa.
Hal, senada juga diungkapkan oleh Sujoko, yang juga merupakan TPP Kecamatn Wagir. “Bimtek ini merupakan ikhtiar bersama untuk mendukung salah satu Asta Cita Presiden. Kita bertanggung jawab untuk bersama-sama memerangi Stunting,” tegas Sujoko.
Bimbingan Teknis aplikasi eHDW merupakan langkah penting dalam membangun sumber daya manusia desa yang terampil dalam pengelolaan data stunting. Dengan data yang cepat dan akurat, desa dapat mengambil kebijakan dan intervensi yang tepat untuk mempercepat penurunan stunting. Program ini tidak hanya soal teknologi, tetapi juga tentang pemberdayaan masyarakat desa demi masa depan yang lebih sehat dan produktif. (*)