Jejakdesa.com – Gunung Dingklik terletak di Desa Ngimbang, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, telah lama dikenal sebagai lokasi yang menawarkan panorama alam indah dan udara segar khas pegunungan kars dengan undakan tangga sebanyak 186 buah. Namun, potensi ini baru dilaunching pada, (24/10/2024). Wisata tersebut mulai digarap serius untuk dijadikan destinasi wisata yang mampu menggerakkan ekonomi lokal.
Dijadikannya wisata Gunung Dingklik ini merupakan adanya kolaborasi antara Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pemerintah Desa (Pemdes), Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang didukung penuh oleh EMCL, SKK Migas dan pendamping program Lentera Bahari Institute (LBI).
Yayik Achmad Wijaya Kepala Desa Ngimbang menuturkan, pengelolaan Gunung Dingklik dengan baik dapat membuka banyak peluang bagi warga sekitar. Gunung Dingklik memiliki keindahan alami yang unik, dengan pemandangan dari ketinggian yang menyuguhkan bentangan sawah dan hutan yang hijau serta panorama laut di kejauhan. Tempat ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, terutama bagi mereka yang mencari ketenangan dan suasana alam yang sejuk.
“Kita harus memanfaatkan potensi ini sebaik mungkin, bukan hanya sebagai objek wisata, tetapi sebagai pendorong ekonomi desa. Jika dikelola dengan profesional, Gunung Dingklik bisa menjadi ikon wisata yang mendatangkan banyak pengunjung,” tandas Yayik.
Dalam pengembangan ini, Yayik dan kelompok masyarakat setempat mulai merancang beberapa fasilitas dasar seperti area parkir, toilet, dan area perkemahan. Selain itu, akan dibangun juga jalur tracking yang aman untuk memudahkan pengunjung menikmati pesona alam di sekitar Gunung Dingklik. Upaya ini tentunya melibatkan warga desa, yang diberdayakan untuk bekerja dalam konstruksi fasilitas, mempersiapkan area wisata, dan menawarkan produk lokal.
“Kami ingin agar wisatawan tidak hanya datang untuk menikmati pemandangan, tetapi juga mengenal budaya dan hasil karya masyarakat setempat. Dengan demikian, para pelaku UMKM lokal bisa ikut merasakan dampak positif dari perkembangan wisata ini. Secara perlahan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” imbunhnya
Yayik menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan di sekitar Gunung Dingklik. Menurutnya, kesuksesan pengembangan wisata tidak hanya diukur dari banyaknya pengunjung yang datang, tetapi juga dari keberlanjutan dan dampak positif yang dihasilkan bagi desa. “Lingkungan harus tetap terjaga. Kita tidak ingin wisata ini merusak alam yang ada. Kita perlu kesadaran bersama untuk menjaga keindahan ini agar tetap lestari dan bisa dinikmati generasi mendatang,” tegas Yayik.
Sementara itu Muhammad Emawan Putra, Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Tuban, menekankan pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam memajukan sektor pariwisata. Ia juga menyoroti lima aspek penting yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan destinasi wisata, yaitu aksesibilitas, atraksi, amenitas, aktivitas, dan akomodasi.
“Akses menuju Gunung Dingklik harus diperbaiki, atraksi alam yang indah di puncaknya harus dimanfaatkan dengan baik, serta berbagai fasilitas pendukung seperti mushala, air bersih, dan transportasi umum perlu disediakan untuk kenyamanan wisatawan,” jelasnya.
Dengan diresmikannya Wisata Gunung Dingklik, Desa Ngimbang kini memiliki potensi baru untuk menjadi destinasi wisata alam yang menarik di Tuban. Sinergi antara pemerintah desa, BUMDes, serta dukungan dari, EMCL, SKK Migas dan Lentera Bahari Institute. Diharapkan dapat mengembangkan wisata ini secara berkelanjutan dan meningkatkan perekonomian lokal.
Yustian Hakiki, perwakilan dari SKK Migas, turut memberikan dukungan melalui Program Pengembangan Masyarakat (PPM). Ia berharap dengan adanya program ini, kesejahteraan masyarakat akan meningkat dan Desa Ngimbang bisa bersaing dengan desa-desa lain. Selain itu, Yustian juga menginisiasi kegiatan penanaman pohon, sebagai upaya untuk melestarikan lingkungan.
“Kami harap kegiatan ini bisa berkelanjutan, dan program wisata ini bisa menjadi kebanggaan Desa Ngimbang,” ungkap Yustian sambil mengakhiri sambutannya dengan sebuah pantun, “Kulineran ke Tuban cari gorengan, ada ote-ote gorengan rasa nendang. Mari kita semua dukung wisata Gunung Dingklik, agar jadi tujuan wisata yang memukau.”
Lebih lanjut, perwakilan dari ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), Rifqi Romadhon menjelaskan bahwa pengembangan Desa Wisata Ngimbang merupakan bagian dari komitmen industri hulu migas dalam mendukung pengembangan ekonomi masyarakat di sekitar wilayah operasi. Desa Ngimbang, sebagai bagian dari wilayah jalur pipa Lapangan Banyu Urip dinilai punya kesungguhan dalam mengembangkan wisata alamnya.
“Dukungan kami tidak menggantikan pemerintah, kami juga memastikan bahwa dukungan tersebut sesuai dengan prioritas desa,” ucapnya.
Rifqi berharap wisata desa ini memberi manfaat bagi warga desa. Kata dia, pelibatan masyarakat dalam membangun dan mengelola wisata Gunung Dingklik ini menjadi kunci keberlanjutannya.
“Saya yakin, Desa Ngimbang mampu mengelola potensi desa dengan baik,” imbuhnya.
Rifqi juga menyebutkan bahwa EMCL sudah mendukung program air bersih di Desa Ngimbang sejak 2012. Program tersebut mampu berkembang dan menghasilkan Pendapatan Asli Desa. Bahkan telah mendapat berbagai penghargaan mulai tingkat kabupaten hingga nasional.
“Ini bukti bahwa pemerintah Desa Ngimbang dan masyarakatnya punya komitmen kuat dalam memajukan taraf hidup masyarakat desa. Semoga program wisata ini juga berhasil seperti program air bersih,” pungkasnya. (*)