Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia Desa Kwanyar Barat-Madura melakukan audiensi dengan pemerintah desa setempat pada, Rabu (30/10/24). Tujuan kegiatan tersebut menindaklanjuti program persampahan dan sanitasi bagi warga. Pasalnya, minimnya kesadaran warga dalam membuang sampah dan limbah keluarga membuat lingkungan menjadi kurang sehat.
Koordinatur audiensi Siti Maisaroh menuturkan, sebelum pelaksanaan program tersebut harus ada forum multistakeholder. Agar kegiatan yang dilaksanakan mendapatkan apresiasi banyak pihak. Selain itu, masyarakat juga punya greget untuk menjalankan peraturan yang sudah disepakati bersama.
“Saya berharap bahwa perangkat desa bersama kades juga terjun lansung ikut memonitor terkait program ini. Kemudian, apa saja konskuensi bagi warga yang melanggar peraturan desa dalam hal membuang sampah,” tutur Maisaroh.
Lebih lanjut ia menambahkan, problem sampah adalah tanggungjawab bersama. Supaya bisa menemukan masalah dan solusi, harus ada dukungan antar pihak. Sehingga diperlukan pertemuan lanjutan dengan kades/perangkat, untuk membicarakan perencanaan kedepan.
“Saran kami jika perlu, pemerintah desa melaksakan Musdes untuk mengeluarkan perdes tentang pengelolaan sampah dan kebersihan lingkugan Desa Kwanyar Barat. Sehingga ketika ada cantolan hukumnya, warga yang tidak taat bisa terkena sanksi. Misal berupa denda, tidak dilayani saat membuat adminduk dan lain-lain. Ini bukan soal terlalu ketat, tapi untuk masa depan anak cucu kita,” tandasnya
Ia juga mengusulkan, setiap lima rumah terdapat satu koordinator untuk bertanggungjawab mengontrol anggotanya yang tidak patuh pada keputusan desa. Di Desa Kwanyar Barat kan ada 8 dusun, perdusun kurang lebih terdapat 140 Kepala Keluarga (KK). “Nah, dari masing-masing kelompok terdapat Pj. Mungkin bisa kadus sendiri atau tomas yang ditunjuk di dusun setempat. Kami harap bahwa dengan komitmen bersama, desa menjadi bersih, asri dan sehat,” tandasnya.
Sementara itu Kaur Pemerintahan Desa Kwanyar Barat Husni Mubarok menuturkan, perangkat bersama kades sudah berkomitmen untuk menindaklanjuti terkait problem sampah dan saluran sanitasi.
“Insyallah tahun anggaran 2025 program persampahan dan sanitasi sudah kita masukan. Yaitu berupa lahan, kemudian setiap lima kepala keluarga ada bak sampah. Terdiri dari sampah plastik, organik dan basah,” terang Husni
Husni menambahkan, setiap lima Kepala Keluarga (KK) ada biaya Iuran sebesar 2000 rupiah setiap hari. Artinya jika dihitung, setiap rumah hanya membayar 400 rupiah. “Nah, untuk melihat program ini berjalanan atau tidak, kita uji cobakan satu dusun dulu. Senyampang program ini berlangsung, saya harap temen-temen KPPI bersama pemerintah desa memberikan edukasi kepada seluruh warga. Agar tingkat kesadaran hidup sehat, buang sampah pada tempatnya menjadi kultur yang berkelanjutan,” pungkasnya. (*)