Kelestarian hutan dan ketahanan pangan adalah dua elemen yang saling mendukung untuk menjaga keseimbangan kehidupan di Bumi. Hutan memiliki peran vital sebagai paru-paru dunia, penyedia air bersih, serta pelindung dari bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Selain itu, hutan juga merupakan habitat bagi keanekaragaman hayati yang menopang ekosistem global. Dengan melindungi hutan, kita menjaga keberlangsungan fungsi-fungsi tersebut, yang menjadi fondasi bagi kehidupan manusia dan lingkungan.
Untuk mewujudkan ketahanan pangan dan mengembalikan fungsi perhutanan sosial. Pemerintah Desa Rengel melakukan penanaman pohon produktif pada, Sabtu (21/12/24. Dalam kesempatan tersebut turut hadir, Kedes Rengel Mundir, Forkopimka, Kepala CDK Bojonegoro Widodo Joko Santoso, Administratur KPH Tuban Bayu Nugroho dan Koordinator TA TPP Kabupaten Tuban M Harun Prasetyo.
Kepala Desa Rengel Mundir, mengungkapkan harapannya terkait kegiatan penanaman 10.000 bibit pohon yang bertujuan untuk melestarikan hutan sebagai sumber kehidupan. Kegiatan ini memiliki beberapa tujuan penting, antara lain melestarikan hutan sebagai sumber kehidupan, meningkatkan kualitas air dan oksigen di Bumi, mitigasi bencana banjir bandang yang sering terjadi, serta meningkatkan kesejahteraan para petani hutan (pesanggem).
“Saya berharap kegiatan ini dapat berjalan dengan baik untuk menjaga kelestarian hutan,” ujar Mundir dalam acara tersebut.
Selain itu Mundir menuturkan, ketahanan pangan berkelanjutan merupakan tantangan besar yang harus dihadapi di tengah pertumbuhan populasi manusia. Hutan berkontribusi langsung terhadap ketahanan pangan dengan menyediakan hasil hutan seperti buah-buahan, madu, dan tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat lokal. Selain itu, hutan juga mendukung produktivitas pertanian dengan menjaga kesuburan tanah, mengatur pola cuaca, dan melindungi dari erosi.
“Pemdes Rengel melalui langkah-langkah strategis, seperti pengelolaan hutan yang berkelanjutan, edukasi masyarakat tentang pentingnya melestarikan hutan, dan pengembangan teknologi ramah lingkungan. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha juga menjadi kunci keberhasilan untuk mewujudkan keseimbangan ini,” tandas Mundir.
Selain itu Bayu Nugroho, Administratur KPH Tuban, memberikan apresiasi terhadap kegiatan tersebut dan berharap pohon-pohon yang ditanam adalah jenis yang produktif sehingga dapat memberikan manfaat jangka panjang. Ia juga berharap keberhasilan yang dicapai oleh Pemdes Rengel dan para petani hutan dapat menjadi contoh yang diterapkan di daerah lain.
“Semoga yang diterapkan Pemdes Rengel bersama para Petani Hutan bisa berhasil dan diterapkan di tempat lain,” kata Bayu Nugroho.
Sementara itu, Kepala CDK Bojonegoro, Widodo Joko Santoso, menambahkan bahwa menanam pohon harus dilakukan dengan penuh perhatian, ibarat merawat bayi. Ia mengingatkan agar setiap bibit yang mati harus segera diganti, dan apabila ada petani yang tidak mematuhi aturan, maka izinnya dapat dicabut. “Pengelolaan hutan harus dikembalikan fungsinya menjadi fungsi hutan yang sesungguhnya, serta dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat,” tegas Widodo.
Sementara itu M Harun Prasetyo,TA Pendamping Desa Kabupaten Tuban, menyatakan dukungannya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan kelestarian hutan. Ia juga mengingatkan bahwa sesuai arahan Presiden dalam Perpres No. 28 Tahun 2023,. Salah satu prioritas Dana Desa digunakan untuk mendukung pengelolaan perhutanan sosial.
“Kami berharap setiap desa yag memiliki perhutanan sosial dapat memanfaatkan Dana Desa untuk melakukan penghijauan. Tujuannya adalah untuk mewujudkan ketahanan pangan,” ujar Harun.
Dengan menjaga kelestarian hutan, tidak hanya melestarikan ekosistem dan lingkungan, tetapi juga mendukung terciptanya ketahanan pangan yang berkelanjutan bagi generasi saat ini dan mendatang. Langkah ini menjadi investasi jangka panjang untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik, sehat, dan seimbang.
“Kita tahu saat ini perubahan iklim telah terjadi. Artinya bahwa menjaga lingkungan adalah kewajiban bersama, tidak bisa menunggu nanti. Setiap tahun kemarau berkepanjangan, hujan tiba terjadi banjir dan longsor. Sehingga langkah preventif yang harus diambil adalah mengembalikan fungsi hutan,” Pungkasnya.
Sebatas diketahui bahwa dalam kegiatan penghijauan tersebut menanam berbagai jenis pohon. Diantara jenis pohon yang ditanam, Ketapang 500, Trembesi 500, Indigotera 1.000, Nangka 200, Sirsak 1.000, Alpukat 300, Jambu Biji 500, Jambu Mete 1.000, Pete 2.000, Kaliandra 800, Kopi 500, Tabebuya 500 dan Sengon 1.500. (*)