Home » Sampah Plastik Jadi Energi, Desa Putukrejo Tunjukkan Langkah Nyata Ekonomi Sirkuler

Sampah Plastik Jadi Energi, Desa Putukrejo Tunjukkan Langkah Nyata Ekonomi Sirkuler

MALANG (Gondanglegi)—Bertempat di Kantor Desa Putukrejo, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, berlangsung kunjungan lapangan yang menjadi bagian dari rangkaian “Pelatihan Ekonomi Sirkuler Berbasis Lingkungan Hidup bagi Pelaku Ekonomi Desa”, Selasa (3/6/2025) siang.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Desa dan Kementerian Keuangan dengan tujuan memperkuat kapasitas desa dalam mengimplementasikan prinsip ekonomi sirkular yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Peserta pelatihan kali ini cukup istimewa. Sebab dihadiri Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM) dari Kabupaten Malang, Pasuruan, Blitar, dan Sidoarjo; Kepala Desa dan Ketua Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dari 16 desa terpilih di wilayah tersebut; serta perwakilan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) dari keempat kabupaten.

Zainur Roziqin, Direktur Bumdesa Barokah Desa Putukrejo Kecamatan Gondanglegi, menjadi pemateri utama dalam sesi ini. Ia memaparkan inovasi pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular melalui pengoperasian Tempat Pengolahan Sampah (TPS) terpadu yang menjadi unit usaha Bumdes Barokah.

”Dalam sistem ini, sampah yang dikumpulkan dari masyarakat dipilah secara selektif. Sampah plastik yang terpilah kemudian diolah menggunakan alat destilator khusus yang mampu mengubah plastik menjadi bahan bakar minyak alternatif seperti minyak tanah, solar, dan bensin sejenis pertalite,” paparnya di hadapan puluhan peserta tersebut.

Tidak hanya materi saja. Dalam sesi selanjutnya diperlihatkan secara langsung prosesi inovasi tersebut. Demonstrasi secara langsung terkait proses penyulingan plastik menjadi bahan bakar minyak di TPS terpadu tersebut, menarik perhatian peserta.

Di sela-sela demontrasi, Zainur Roziqin menjelaskan bahwa proses ini tidak hanya mengurangi volume sampah plastik yang mencemari lingkungan, tetapi juga menghasilkan produk bernilai ekonomi yang dapat mendukung kemandirian energi desa.

”Model ini menjadi contoh nyata penerapan prinsip ekonomi sirkular yang mengedepankan pengurangan limbah, pemanfaatan kembali, dan daur ulang sehingga memperpanjang siklus hidup material sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan, dalam konteks desa, pengembangan ekonomi sirkular menjadi sangat strategis sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dan penguatan perekonomian lokal berbasis sumber daya alam yang ada.

Desa Putukrejo dengan Bumdes Barokah-nya, lanjutnya, telah menunjukkan bagaimana pengelolaan sampah terpadu dan inovatif dapat menjadi sumber pendapatan baru sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Ini juga sejalan dengan agenda nasional yang menempatkan ekonomi sirkular sebagai bagian dari pembangunan rendah karbon dan ekonomi hijau yang berkelanjutan.

Sementara itu, Rohmah Muyassaroh, Tenaga Pendamping Profesional (TPP) Kecamatan Gongdanglegi, mengungkapkan, kegiatan pelatihan dan kunjungan lapangan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi desa-desa lainnya untuk mengadopsi prinsip ekonomi sirkular dalam pengelolaan sumber daya dan limbah.

”Dengan demikian, desa tidak hanya menjadi ujung tombak pembangunan ekonomi lokal, tetapi juga pelopor dalam menjaga dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup demi masa depan yang lebih berkelanjutan,” ungkapnya.

Sebagai informasi, selain pengolahan sampah, Bumdes Barokah Desa Putukrejo juga memiliki Unit usaha Wisata air Sumbersira dan BPSABS penyedia Air bersih.

Dibidang pertanian dan peternakan juga berinovasi, yang di tahun 2023 bisa menyumbang Pendapatan Asli Desa (PAD) sebesar Rp. 236.385.000 dan di tahun 2024 sebesar Rp. 381.959.400. Angka ini menjadi acuan pengurus Bumdes untuk lebih semangat lagi dalam mengembangkan potensi desa.

Tentunya atas dukungan Kepala Desa Bapak Zainul Akhyar dan para perangkat desa serta Pendamping Desa yang terus mendukung kegiatan Bumdes. serta tidak sedikit Dana Desa yang di gelontorkan ke Bumdes Barokah yang prosesnya melalui Musyawarah Desa dengan BPD dan para Tokoh masyarakat Desa.

Penulis: Rahmah Muyassaroh, TPP Kecamatan Gondanglegi

Avatar photo

Jejakdesa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top