1001 Tumpeng Diarak, Kades Bangelan Wonosari: Upaya Melestarikan Budaya

Malang (Wonosari)—Upaya menjaga dan melestarikan budaya dengan menggelar kirab 1001 Tumpeng, oleh warga Desa Bangelan, Kecamatan Wonosari, patut diapresiasi, Sabtu (29/7/2023).

Berpusat di Dusun Arjomulyo atau yang populer dengan wisata Tanaka Waterfall, acara berlangsung meriah. Dimulai dari kirab 1001 yang diawali oleh Drumb Band Yon Zipur 5 Kepanjen, diiringi kemudian oleh puluhan kontingen yang berbaris dengan bermacam kostum.

Tidak hanya itu saja, terdapat kontingen yang merupakan perwakilan dari 12 RT Se Desa Bangelan, yang juga turut serta mengikuti lomba goyang asyik, sebelum mengikuti kirab di sepanjang jalan Dusun Arjomulyo, Desa Bangelan.

Bepusat di lokasi wisata Tanaka Water Fall, selepas kirab itulah kemudian dilaksanakan ritual sedekah bumi dan pengambilan air sumber dengan menggunakan 7 Kendi. Pengambilan air dengan 7 kendi di 7 sumber tersebut dilakukan oleh sesepuh Desa Bangelan yang diberikan kepada tokoh penting Desa Bangelan.

Terlihat pada ritual tersebut, 7 kendi setelah terisi air satu persatu diberikan kepada Kepala Camat, Kepala Kepolisian Sektor Wonosari, Danramil Wonosari, Kepala Desa Bangelan, Kepala Dusun Arjomulyo, Kasi Kesejahteraan Desa Wonosari, dan Tokoh Masyarakat Desa Wonosari.

Menanggapi giat acara Kirab 1001 Tumpeng tersebut, Budiono, Kepala Desa Bangelan mengunggkapkan, giat hari ini merupakan bagian dari rangkaian Pesta Rakyat Desa Wisata Bangelan, Kecamatan Wonosari yang telah dimulai sejak Kamis, 27 Juli 2023 lalu.

Seperti diketahui giat Sedekah Bumi dan Brebek Suro merupakan aktivitas budaya lokal yang memang telah menjadi rutinitas di Desa Wonosari.

Hanya saja, lanjutnya, dalam 3 tahun ini, konsep Grebek Suro, kami rubah dengan menambah kirab 1001 tumpeng yang diikuti oleh seluruh warga Desa.

“Tiada lain, giat seperti ini merupakan upaya kami bersama warga desa untuk melestarikan budaya. Juga, sebagai rasa syukur kami kepada Tuhan atas limpahan Rahmat, sekaligus berharap kehidupan, nikmat dan rejeki kami senantiasa dilimpahkan,” ungkap Mantan Sekdes Desa Bangelan itu.

Sementara itu, M Abdul Ghofur, Kasi Kesejahteraan Desa Wonosari menyampaikan, bahwa pusat kirab ini dilakukan di Tanaka Waterfall karena juga dalam rangka mengangkat nilai sejarah yang ada di kawasan wisata tersebut.

Selain diyakini sumber umbulan yang ada di Tanaka Waterfall bisa memberikan keberkahan, juga karena ada sosok Mitsuyuki Tanaka, salah seorang tentara Jepang yang menjadi pimpinan bedol desa tahun 1942.

Dari nama tokoh itulah, lanjut Ghofur, yang mewariskan tata pemukiman yang teratur di Dusun Arjomulyo, Desa Bangelan.

“Jika kita lihat di perkampungan di atas, akan ditemui gang-gang perkampungan yang rapi. Dari situlah, nama Tanaka Waterfall ini diambil. Jadi kami ingin menampilkan pula nilai historis di masa lalu. Agar anak-anak jaman sekarang juga mengenali sejarahnya sendiri,” tuturnya.

Pentahelix Desa

Lebih jauh Budiono menyatakan dengan dukungan semua pihak termasuk warga desa, Pemdes Bangelan akan mencoba mengembangkan potensi Desa Bangelan secara lebih optimal.

“Kedepan Pemdes Bangelan berupaya untuk melibatkan sejumlah pihak dalam mengembangkan potensi desa baik untuk sektor wisata alam maupun sektor pertanian dan perkebunan yang jadi basis utama desa. Konsep itu dikenal dengan Pentahelix, pelibatan 5 aktor dalam perencanaan dan pembangunan desa,” kata Budiono yang hingga kini masih menyandang status ASN aktif yang dikaryakan itu.

Pentahelix, lanjut Budiono, menjadi penting bagi desa-desa di Kabupaten Malang, khususnya yang berstatus Desa Mandiri itu.

“Lima aktor yang diupayakan bisa bersinergi dalam perencanaan dan pembangunan desa itu adalah Pemerintah [Pusat, Pemprov, Pemkab], Perguruan Tinggi, BUMN/BUMD dan Swasta, Pers-media, dan aktor terakhir yaitu Pemerintah Desa serta warga desa,” tegas Budiono yang kini tengah menyiapkan site plain wisata alam di dusun Sidomulyo itu.

Budiono menjelaskan pada Kamis, 27 Juli 2023, IPB dan sejumlah mahasiswa KKN T nya menggelar lokakarya hasil proses kuliah kerja nyata tematik tersebut.

“Alhamdulillah hasil lokakarya adik-adik mahasiswa IPB yang KKNT di desa kami sangat berguna, ini juga bagian lain sinergi pentahelix itu. Konsep pengembangan wisata dusun Sidomulyo karya mahasiswa IPB akan kita olah dan gabungkan dengan skema kami,” tegasnya. (*)

jejak Desa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke atas