PAKISAJI—Tim Program ‘Desa Membangun’ Universitas Merdeka (UNMER) Malang, temui Kepala Dusun (Kasun) Lowok, Desa Permanu, Kecamatan Pakisaji, untuk bincang pembangunan wayang topeng, Sabtu (22/1/2022) pekan kemarin.
Pertemuan yang telah dijadwalkan 2 hari sebelumnya itu membahas beberapa poin penting untuk pembangunan wayang topeng yang telah menjadi ikon di Dusun Lowok tersebut.
Dari pihak Tim Program ‘Desa Membangun’ Unmer menyampaikan sangat tertarik dengan aktifitas kebudayaan di Lowok Permanu.
Terutama wayang topeng yang tidak hanya sekedar akifitas kebudayaan, melainkan latar belakang sejarah dan nilai-nilai yang disampaikan saat gelaran wayang topeng itu berlangsung.
“Kami tim desa membangun melalui pengabdian kepada masyarakat, ingin sekali melakukan pembangunan di dusun ini. Apa yang menjadi aktifitas kebudayaan, kami ingin terlibat. Seminimal mungkin, ketika ada mahasiswa Unmer yang melakukan pengabdian, kami rekomendasikan untuk turut serta melakukan pengabdian di dusun ini,” ujar salah satu tim yang disambut langsung oleh Kepala Dusun Lowok.
Menanggapi kunjungan dan penyampaian tim ‘desa membangun’ dari Unmer, Kasun mengisahkan, wayang topeng di Dusun Lowok, sebenarnya memiliki sejarah panjang dan ciri khas tersendiri.
“Namun, barulah sejak tahun 2017 lalu, topeng wayang ini mulai bangkit kembali. Sempat terhenti cukup lama. Tapi peralatan pegelaran dan topeng wayang masih tersimpan rapi. Begitu sudah bangkit dan warga mulai beraktifitas, kegiatan surut lagi ketika masa pandemi, hingga hari ini,” terang Kasun.
Bahkan, dari sisi pagelaran wayang topeng, misalnya, ungkap Kasun Lowok, di era presiden Soeharto sudah sering diundang ke Jakarta untuk tampil.
Sedangkan untuk semangat baru setelah lama tidak berkegiatan, dimulai dari tahun 2017 itu, wayang topeng ini telah menarik banyak perhatian. Baik dari warga lingkungaan sekitar hingga luar desa.
“Ada banyak kunjungan dari anak-anak SD yang ingin mengetahui wayang topeng ini. Juga pernah mendatangkan sejarawan Dwi Cahyono, untuk mengulas sejarah topeng yang ada di Lowok ini,” kisahnya.
Sementara itu, Pendamping Desa Pakisaji Edy Wahyu Kurniawan, dan Roihan Rikza, Pendamping Lokal Desa Pakisaji, turut serta memfasilitasi pertemuan tersebut.
Bahkan, tim dari Unmer juga diajak untuk melihat langsung Punden Sinduwongso, yang menjadi lokasi ritual sekaligus latihan, di pinggir sungai Babaan.
Sebagai tambahan informasi, untuk jenis wayang topeng yang ditampilkan di Dusun Lowok adalah jenis wayang topeng purwo. Mengisahkan tentang Ramayana dan Mahabarata. (roy)