Tumbuhkan Sadar Informasi, Pemdes Jambuwer Aktivasi KIM

Malang (Kromengan)– Ketahanan informasi saat ini sedang dalam kondisi yang terbilang memprihatinkan. Pasalnya, di era digitalisasi saat ini berbagai informasi hoax, adu domba, dan sara banyak beredar di masyarakat, tak terkecuali di wilayah desa.

Hal ini berbanding terbalik dengan kesadaran masyarakat dalam memfilter informasi yang diterima. Literasi masyarakat masih terbilang terbatas sehingga mudah terpengaruh dengan berbagai berita hoax, adu domba, sara.

Bertolok dari kondisi tersebut, Pemerintah Desa (Pemdes) Jambuwer, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim) membentuk Kelompok Informasi Masyarakat (KIM). KIM adalah kelompok yang secara mandiri dan kreatif melakukan pemberdayaan masyarakat terhadap akses informasi dan komunikasi.

Untuk menunjang KIM, Pemdes Jambuwer menggelar pelatihan jurnalistik dasar dengan menghadirkan narasumber dari PT Jatim Times Network, Selasa (21/6/2022).

“Pelatihan KIM dalam rangka meminimalisir berita-berita hoax, adu domba, sara di tengah masyarakat Desa Jambuwer. Kita berharap KIM ini mampu meningkatkan literasi masyarakat terkait informasi yang beredar di media social,” ucap Kepala Desa Jambuwer Tuwuhadi.

Tak hanya pelatihan selama 3 hari, KIM juga diajak untuk berperan aktif mengelola akun resmi Pemdes Jambuwer. Hal ini agar ketahanan informasi benar-benar terwujud dari, oleh, dan untuk masyarakat itu sendiri.

Selain itu KIM yang notabene para pemuda Desa Jambuwer juga diajak untuk secara nyata bersinergi lintas sektoral, baik dengan kasun, RW/RT, kelompok masyarakat dan lainnya dalam upaya bersama-sama membangun ketahanan informasi bernilai plus.

“Ini jadi komitmen kami terkait sektor informasi komunikasi di desa. Semoga ke depan anak-anak ini benar-benar bisa jadi ujung tombak sekaligus tameng informasi,” terang Tuwuhadi.

Lanjutnya, ujung tombak di sini adalah KIM bisa berperan untuk menciptakan, mendistribusikan berbagai informasi pembangunan dan pemberdayaan di Desa secara massif. Sedangkan menjadi tameng, agar masyarakat bisa juga memfilter berbagai informasi hoax yang datang.

“Jadi saat memang ada persoalan di Desa tak serta merta langsung nulis di medsos tanpa dasar. Akhirnya terjadi pencemaran nama baik, dan hal tak diinginkan. Kita rangkul lewat KIM, kita sediakan kanalnya, agar tak terjebak persoalan hukum,” terang Tuwuhadi.

Di kesempatan lain, Hendro Harioto Sekdes Jambuwer juga mengatakan, Pemdes akan siap mendukung KIM. Apalagi melihat antusiasnya anggota KIM dalam pelatihan. “Kita dukung. Ini kegiatan positif yang juga bagian dari persiapan desa digital juga. Saya berharap banyak KIM berjalan terus,” harapnya.

Dirinya juga menyebutkan, masyarakat memang membutuhkan kanal-kanal informasi resmi desa sehingga bila ada ketidaktahuan atas pembangunan, anggaran, dan lainnya bisa ter-jembatani. Selain itu terus didorong untuk sadar informasi melalui edukasi dan kegiatan sehingga terbentuk filter atau tameng.

Salah satu cara untuk memfilter dengan pembentukan kelompok-kelompok informasi masyarakat atau KIM. “Karena itu kelompok ini diambil dari masyarakat desa itu sendiri. Harapannya saat ada berita hoax, adu domba, fitnah dari warga sendiri penyelesaiannya oleh warga juga yang ada di KIM,” pungkasnya.

Acara yang diikuti oleh para muda-mudi Desa Jambuwer direspon dengan antusias. Turur memfasilitasi juga Tim Pendamping Desa/ Tenaga Pendamping Profesional (TPP) Kemendesa PDTT Kecamatan Kromengan.

Dalam hal ini, di kesempatan dan tempat lain, Winartono, Koordinator TPP Kabupaten Malang mengapresiasi giat yang dilaksanakan oleh Pemdes Jambuwer. Apresiasi juga disampaikan kepada Tim Pendamping Desa Kecamatan Kromengan, yang telah semangat mendampingi.

“Ini kegiatan yang bagus. Tak banyak yang melakukan, meskipun KIM sudah lama pernah diprogramkan pemerintah.” Komentar pria jebolan pascasarjana Ilmu Komunikasi FISIP UB ini.

“Siap, Sam. Sip” pesan WA Koorkab untuk menyemangati Mas Nana (Koorcam Kromengan) dan Tim. (AJP/red).

*Penulis: Agus Joko Purnomo (KIM Desa Jambuwer Kec. Kromengan Kab. Malang)

jejak Desa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke atas