Pendampingan Psikologi Bagi Anak Pekerja Migran

Jejakdesa.com – Saya sangat terharu, bahagia dan tidak menyangka bisa melakukannya. Kalau melihat diawal kegiatan, perasaan was was bahwa saat saya fasilitasi pesan tidak tersampaikan, nyatanya hal tersebut tidak terjadi. Demikian  ungkapan rasa yang disampaikan oleh Hanifah Kustiani  (35 tahun) yang akrab dipanggil mbak Ifah kader LP3TP2A_KOPPATARA dari desa Mentaraman Kecamatan Purwodadi Kabupaten Malang.

Ungkapan rasa yang dituturkan oleh seorang guru honorer SD di desa terpencil tersebut diungkapkan setelah kegiatan hari kedua. Kegiatan pendampingan Psikososial bagi anak pekerja migran disaat pandemi Covid-19, dilaksanakan oleh The Asia Foundation bersama para mitranya pada Program Peduli di seluruh Indonesia dan di Kabupaten Malang yang menjadi mitra adalah LP3TP2A_KOPPATARA.

Kegiatan yang dilaksanakan secara daring selama 5x pertemuan  dengan durasi maksimal 2 jam,  sungguh memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi para kader  desa yang menjadi fasilitator dikegiatan tersebut. Para kader yang sebelumnya sudah dilatih selama 2 hari secara daring, disiapkan untuk mampu melakukan pendampingan psikososial  kepada anak pekerja migran yang ada disekitarnya.

Mereka, para kader yang sebelumnya belum pernah mengenal aplikasi zoom atau semacamnya, menjadi familier setelah beberapa kali mengikuti pelatihan secara daring lewat media tersebut. Kecanggungan diawal karena bersentuhan dengan teknologi yang biasanya hanya dikuasai oleh orang muda, tentu menjadikan mereka cukup nervous, apalagi ketika perasaan khawatir pesan yang diinginkan dari suatu materi tidak tersampaikan. Setelah beberapa kali menggunakan aplikasi zoom mereka sudah terbiasa mengoperasikannya, itu merupakan prestasi yang patut diapreasiasi.

Sementara itu, bagi anak anak yang menjadi peserta dari kegiatan tersebut, mengaku cukup membantu mengurangi stress ketika mereka harus belajar dari rumah, dengan mengikuti kegiatan pendampingan psikososial ini bisa membantu mereka mengurangi tekanan psikologi akibat pandemi Covid-19 ini.

Anak-anak peserta yang berasal  dari 3 desa  di kecamatan Donomulyo tersebut, sejumlah 10 anak dari desa Kedungsalam, Mentaraman dan Purwodadi kumpul disatu titik terpilih didesanya dengan didampingi kader  desa yang bertindak sebagai fasilitator.  Sedang Trainer yang  ditunjuk oleh The Asia Foundation yaitu mas Brata Manggala dan mas Suratman bersama dengan ketua KOPPATARA bertindak sebagai pendamping saat kegiatan berlangsung.

Hal menarik beberapa usulan peserta harus dipertimbangkan oleh orang dewasa, misalnya dalam pelaksanaan pembelajaran harusnya bisa dilakukan secara tatap muka dengan membuat pembatas antar murid dan guru dari mika seperti di kasir-kasir swalayan. Ini adalah usulan yang dianggap paling masuk akal, karena sebenarnya anak-anak juga was was dengan penguasaan materi mereka ketika harus belajar dengan daring. (*)

Oleh: Rosy

jejak Desa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke atas